Foto saya
Sanggau, Kalimantan Barat, Indonesia
Pendidik

Humor


Dilarang Saling Melempar

Gus Dur seperti tak pernah kehabisan cerita, khususnya yang bernada sindiran politik. Menurut dia, ada kejadian menarik di masa pemerintahan Orde Baru.

Suatu kali Presiden Soeharto berangkat ke Mekkah untuk berhaji. Karena yang pergi seorang presiden, tentu sejumlah menteri harus turut mendampingi. Termasuk "peminta petunjuk" yang paling rajin, Menteri Penerangan Harmoko.

Setelah melewati beberapa ritual haji, rombongan Soeharto pun melaksanakan jumrah, yakni simbol untuk mengusir setan dengan cara melempar sebuah tiang mirip patung. Di sinilah muncul masalah terutama bagi Harmoko. Beberapa kali batu yang dilemparnya selalu berbalik menghantam jidatnya. Harmoko melempar lagi. Dan batu yang dilemparnya kembali membentur jidatnya. "Wah, kenapa jadi begini, ya?" pikir Harmoko, mulai gemetar karena takut. Ia lalu berpindah posisi.

Hasilnya sama saja: batu yang dilemparnya seperti ada yang melempar balik ke arah dirinya. Setelah tujuh kali lemparan hasilnya masih sama, Harmoko menoleh kiri-kanan, mencari-cari posisi Presiden Soeharto untuk "minta petunjuk". Ketemu, lalu dengan lega ia tergopoh-gopoh menghampiri Bapak Presiden.

Namun, sebelum sampai di hadapan Bapak Presiden, ia turut mendengar bisikan. "Hai manusia, sesama setan dilarang saling melempar."(//ahm)

(Tulisan ini diambil dari Humor ala Gusdur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar